Sydney White
Kesuksesan Film A Cinderella Story yang dibintangi Hillary Duff di tahun 2004, membuat Warner Bros kembali mengangkat satu lagi fairy tale ke dalam dunia seluloid. Kali ini yang kebagian diadaptasi adalah kisah Puteri Salju dan ketujuh kurcacinya. Dengan ramuan penggabungan antara cerita dongeng klasik dan kehidupan sosial remaja kampus di Amerika, yang tentunya tidak jauh-jauh dari fenomena geng populer versus kaum nerd atau geek.
Sebagai Puteri Salju adalah Amanda Bynes, aktris yang populer lewat Film Mamamia! The Movie. Berperan sebagai Sydney White, seorang gadis tomboy, yang sejak kecil terobsesi menjadi anggota persaudaraan Kappa Phi Nu seperti almarhum ibunya.
Demi mewujudkan obsesi itu, Sydney pindah ke Southern Atlantic University. Sayang, kepribadiannya Sydney yang tomboy membuatnya tidak mudah bergaul dengan kalangan elit kampus, seperti si jahat Rachel (Sarah Paxton). Akibatnya Sydney dikucilkan, ia pun memilih meninggalkan Kappa dan menemukan tempat tinggal baru bernama 'The Vortex'. Bersama ketujuh cowok band penghuni 'The Vortex' dan juga Prince Tyler, cowok tampan yang ditaksirnya, Sydney lalu melakukan revolusi untuk merubah sistem hirarki sosial yang ada di kampus.
Tidak bisa dipungkiri, film ini memiliki banyak kesamaan dengan versi fairy tale-nya, meskipun coba disajikan dalam porsi yang realistis. Misalnya saja, nama ketujuh kurcaci tetap diadaptasi menjadi nama ketujuh anak band tersebut. Apel beracun juga tetap dihadirkan, walaupun Sydney White tidak tertidur karenanya. Pada bagian ending, Prince Tyler juga mencium Sydney White saat ia sedang tidur. Adanya usaha si jahat Rachel untuk membunuh Sydney white, meskipun tidak secara fisik tapi secara sosial. Serta kesamaan antara perpustakaan tempat Sydney tertidur, yang sekilas terihat mirip peti kaca tempat putri salju tertidur di dalam dongeng.
Sebagai Puteri Salju adalah Amanda Bynes, aktris yang populer lewat Film Mamamia! The Movie. Berperan sebagai Sydney White, seorang gadis tomboy, yang sejak kecil terobsesi menjadi anggota persaudaraan Kappa Phi Nu seperti almarhum ibunya.
Demi mewujudkan obsesi itu, Sydney pindah ke Southern Atlantic University. Sayang, kepribadiannya Sydney yang tomboy membuatnya tidak mudah bergaul dengan kalangan elit kampus, seperti si jahat Rachel (Sarah Paxton). Akibatnya Sydney dikucilkan, ia pun memilih meninggalkan Kappa dan menemukan tempat tinggal baru bernama 'The Vortex'. Bersama ketujuh cowok band penghuni 'The Vortex' dan juga Prince Tyler, cowok tampan yang ditaksirnya, Sydney lalu melakukan revolusi untuk merubah sistem hirarki sosial yang ada di kampus.
Tidak bisa dipungkiri, film ini memiliki banyak kesamaan dengan versi fairy tale-nya, meskipun coba disajikan dalam porsi yang realistis. Misalnya saja, nama ketujuh kurcaci tetap diadaptasi menjadi nama ketujuh anak band tersebut. Apel beracun juga tetap dihadirkan, walaupun Sydney White tidak tertidur karenanya. Pada bagian ending, Prince Tyler juga mencium Sydney White saat ia sedang tidur. Adanya usaha si jahat Rachel untuk membunuh Sydney white, meskipun tidak secara fisik tapi secara sosial. Serta kesamaan antara perpustakaan tempat Sydney tertidur, yang sekilas terihat mirip peti kaca tempat putri salju tertidur di dalam dongeng.
Sutradara Sydney White, Joe Nussabum, sebelumnya sudah berpengalaman menggarap film-film remaja seperti American Pie Presents The Naked Mile dan juga Sleepover (yang ikut dibintangi oleh si pemeran Rachel, Sarah Paxton). Sementara yang kebagian menjadi si charming Prince Tyler adalah aktor Matt Long yang juga pernah tampil menawan sebagai Johnny Blaze muda di film Ghost Ryder.
Film berdurasi 1 jam 47 menit ini memilih Florida sebagai lokasi pembuatan. Sedangkan untuk setting kampus, diambil di University of Central Florida. Uniknya, meskipun syuting dilakukan saat liburan musim panas tapi para mahasiswanya tetap antusias datang ke kampus hanya demi menjadi pemain ekstra’s di film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar